C

27 Maret 2008

Called up capital (modal dari hasil penjualan saham) - sejumlah modal saham yang diterbitkan (issued share capital) oleh perusahaan join saham melalui pembayaran yang bertahap, dimana pemegang saham membayarnya berdsarkan waktu perjanjian yang ditetapkan. Modal dari hasil penjualan saham biasanya sama dengan modal yang disetor (paid up capital) keculi beberapa pemegang saham gagal dalam memenuhi pembayaran cicilannya (penjualan saham yang tertunggak (calls ini abrears).
---
Competitive advantage (keunggulan bersaing) --- pemilikan suatu perusahaan atas berbagai aset dengan sifat-sifatnya seperti pabrik yang mempunyai biaya yang rendah, merk yang dikembangkan, pemilikan bahan baku, dsb) yang memberikan keunggulan dalam bersaing dengan saingannya. Untuk dapat berhasil melawan saingan dalam mendapatkan langganan yang menguntungkan secara terus menerus dalam jangka panjang, perusahaan harus memahami sifat pasar, mampu mengeluarkan biaya yang efektif dan dapat menawarkan produk yang lebih disukai langganan. Pada kasus yang pertama perusahaan terakhir mengalahkan saingannya melalui harga, sementara dalam kasus yang terakhir menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan kunggulan dan melakukan pembedaan produk untuk melawan saingannya.
---
Consol (Obligasi pemerintah) --- obligasi pemerintah yang masa berlakunya tidak terbatas, berbeda dengan yang mempunyai jangka waktu. Masyarakat memegang obligasi ini untuk tujuan mendapatkan pendapatan nominal di masa mendatang, tanpa mengharapkan untuk menjualnya kembali. Walaupun demikian obligasi ini dapat juga diperjualbelikan di Pasar Saham. Karena obligasi ini tidak pernah ditebus oleh pemerintah, nilai pasar obligasi ini dapat berubah, sehingga tingkat bunga efektifnya sejajar dengan tingkat bunga nominal.
---
Conspicious consumption (konsumsi yang menyolok) --- konsumsi barang dan jasa yang tidak didasarkan pada kegunaan, tetapi untuk memamerkan barang dan jasa tersebut. Seseorang mungkin membeli sebuah mobil Mercedesh bukan saja untuk alat trasportasi, tetapi karena barang tersebut menggambarkan sesuatu kepada orang lain tentang pemiliknya. Orang tersebut mengharapkan dianggap sebagai seorang yang kaya raya dan orang yang mempunyai selera. Fenomena ini, dikenal sebagai Veblen efek (effect Veblen), dapat dipandang sebagai alternatif teori konsumsi yang diluar kebiasaan, jumlah barang tertentu bervariasi terbalik dengan harganya (kurva permintaan yang mengarah ke bawah). Konsumsi yang emnyolok emmpunyai kurva permintaan yang mengarah ke atas, sehingga jumlah permintaan meningkat bersamaan dengan meningkatnya harga barang tersebut.
---







  © Blogger template Nightingale by Pembuat template 2008

kembali keATAS