Teacher From Hero to Zero
16 Agustus 2008
Agaknya judul di atas terlalu ekstrem bagi saya sendiri. Bagaimana tidak, guru yang merupakan kelompok masyarakat pendidik dan terpelajar merupakan sosok yang sering diagungkan di tengah kelompok masyarakat yang lain pada masa yang lampau.
Seiring perjalan waktu istilah "guru" mulai mengalami reduksi makna. Guru yang disanjung diagungkan kini menjadi guru yang di cemooh tidak dihargai martabatnya sebagai profesi yang mulia, pekerjaan guru merupakan pilihan terakhir bagi kaum muda dalam menentukan jalan hidup mereka. Hal inilah yang membuat istilah guru mulai merudksi didalam lingkungan masyarakat.
Gambar diambil dari angkiSeiring perjalan waktu istilah "guru" mulai mengalami reduksi makna. Guru yang disanjung diagungkan kini menjadi guru yang di cemooh tidak dihargai martabatnya sebagai profesi yang mulia, pekerjaan guru merupakan pilihan terakhir bagi kaum muda dalam menentukan jalan hidup mereka. Hal inilah yang membuat istilah guru mulai merudksi didalam lingkungan masyarakat.
Guru mendapatkan tempat istimewa di negara ini? Dimana letak istimewanya? Siapa yang belum pernah mendengar pahlawan tanpa tanda jasa? Guru merupakan pahlawn tanpa tanda jasa, simak lirik lagu berikut ini "... engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa". Istimewa sekali, guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan yang memberikan kehidupan akan perkembangan tunas-tunas bangsa. Betapa hebatnya seorang guru bukan. Maka bila ingin menjadi seorang pahlawan maka jadilah guru.
Keadaan begitu terbalik bila kita mendengar berita di berbagai daerah beberapa waktu yang lampau dimana seoran guru kedapatan "menggarap" anak didiknya sedemikia rupa, perbuatan curang ketika Ujian Akhir Nasional, da bentuk-bentuk kekerasan yang lain. Arti kata pahlawan sorang guru seola meredup, ibarat istilah gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Guru menjadi sosok yang sangat ditakuti, jauh dari kesan seorang pahlawan.
Belum lagi masalah kesejahteraan guru. Pemerintah memberikan perhatian kepada guru melalui tunjangan profesi stelah guru dinyatakan lolos sertifikasi. Tetapi pada kenyataannya tunjangan tersebut belum merata diterima oleh guru, jangankan tunjangan sertifikasi untuk kaum honorer dan sekolah swasta kadang masih sering terlambat.
Masih banyak lagi sebab yang dapat mereduksi arti kata guru. Bila hal-hal itu terus berlangsung dan tiada penyelesaian yang sesuai maka akan sulit mengangkat kembali derajat guru. Tapi bagaimanapun juga guru merupakan profesi yang mulia, profesi yang masih layak untuk mendapat apresiasi di tengah merosotnya krisis multidimensional.
Mari kaum muda jangan takut untuk menjadi guru. Angkat lagi supaya guru tidak semakin terperosok di titik nadir. Be a Teacher from Zero to Hero don't make hero to zero.
Salam, guru yang selalu berjiwa muda.